Sabtu, 07 Maret 2015

BARU 2015. perbanyakan holothuria atra (teripang cerah hitam)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya teripang, namun usaha budidaya teripang cerah hitam belum banyak berkembang.
Teripang atau Ketimun laut  di golongkan ke dalam filum Echinodermata, kelas Holothuridae. Teripang merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang mempunyai nilai ekonomis yang penting. Biota ini merupakan salah satu produk perikanan yang mampu menambah devisa negara (Subowo, 2009). Selain bernilai ekonomis, kandungan nutrisinya cukup tinggi yaitu kandungan protein 43,1 %, lemak 2,2 %, kadar air 27,1 %, kadar abu 27,6%, dan kalsium, natrium, poshopor serta mineral lainnya 1,2-16,5 % (Tuwo., 1992). Karena bernilai ekonomis dan kandungannya yang cukup tinggi tersebut, maka jika pemanfaatan fauna tersebut yang saat ini sepenuhnya dari stok alami, cenderung  dilakukan  secara intensif tanpa melihat jenis dan ukuran (Giese dan Pearse, 1974).
Menurut hasil penelitian teripang Cerah hitam (Holothuria atra) yang di pelihara di aquarium lebih cepat membelah, dibanding dengan teripang Gamat (Stychopus spp) yang dipelihara di Teluk Talengen seperti yang sudah pernah dilakuakan penelitian oleh Karinda, (2013) di teluk talengen. Menurut hasil penelitian teripang Cerah hitam (Holothuria atra) lebih cepat membelah memerlukan waktu 3 – 15 jam dihitung dari waktu pengikatan, sedangkan teripang gamat (Stychopus spp) membutuhkan waktu 6 – 12 jam dihitung dari waktu pengikatan.


1.2 Rumusan masalah
1. Perlu informasi tentang tingkat keberhasilan stimulasi fission reproduksi aseksual teripang cerah hitam Holothuria atra dengan tiga tipe pengikatan berbeda di wadah aquarium.
2.   Perlu informasi tentang lamanya penutupan luka pada teripang cerah hitam.
1.3 Tujuan
1.    Mengetahui keberhasilan Stimulasi fission per jam dan penutupan luka teripang cerah hitam ( Holothuria atra ) di wadah aquarium.
2.    Mendeskripsikan teknik penanganan selama mengstimulasi fission per jam dan sampai penutupan luka teripang cerah hitam ( Holothuria atra ) di wadah aquarium.
1.4 Manfaat
1.    Mahasiswa dapat mengetahui dan mempraktekannya secara langsung cara mengstimulasi fission per jam dan sampai penutupan luka teripang cerah hitam (Holothuria atra) di wadah aquarium.
2.    Terjadi keseimbangan antara teori dan praktek.
3.    Menjadi pedoman mengstimulasi fission sampai penutupan luka.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi teripang cerah hitam
The black sea cucumber (Holothuria atra) mentimun laut (nama lokal indonesia) yang biasa di sebut teripang cerah hitam (nama lokal sulawesi) bare mitung (nama lokal sangihe) adalah spesies invertebrata laut di keluarga Holothuriidae. Teripang ini biasa di temukan di wilayah indo-pasifik, membentang dari laut merah dan afrika timur ke australia. Teripang ini biasa hidup di dasar laut di peraiaran dangkal di terumbu karang dan pasir flat dan di padang rumput-rumput laut hingga kedalaman 66 meter dari permukaan laut ( Paulay, Gustav (2010).



Gambar 1. Bentuk tubuh teripang cerah hitam ( Holothuria atra )


2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
            Menurut Purcell dkk. (2012) klasifikasi teripang cerah hitam adalah sebagai berikut :
        Kingdom : Animalia
               Filum : Echinodermata
                          Kelas : Holothuroidea
                                    Ordo : Aspidochirotida
                                               Famili : Holothuriidae
                                                          Genus : Holothuria
                                                                       Spesies : Holothuria atra
           Teripang hitam (Holothuria atra) adalah salah satu anggota hewan berkulit duri (Echinodermata) tubuh teripang lunak, berdaging dan bentuknya silindris memanjang seperti buah ketimun. Gerakannya sangat lamban sehingga hampir seluruh hidupnya berada di dasar laut, berbentuk badan bulat panjang seluruh bagian tubuh terdapat bintil-bintil halus, warna bagian punggung hitam keungu-unguan atau kebiri-biruan,  meiliki panjang sampai dengan 40-60 cm dengan berat 2 kg. Daerah penyebarannya di dasar peraiaran yang berkarang atau berpasir yang di tumbui ilalang laut (Martoyo, 2000).
            Holothuria atra adalah omnivora, memilah-milah sedimen dengan tentakel dan memakan detritus dan bahan organik lainnya. Ini ingest pasir pada saat yang sama dan mencerna biofilm pada butiran pasir sebelum mendepak mereka melalui anus nya. Sebagai pertahanan terhadap predator, Holothuria atra memancarkan cairan merah beracun bila kulitnya di gosok atau rusak. Ketika diserang, itu tidak mengeluarkan tubulus cuvierian dalam cara bahwa beberapa teripang lakukan, tetapi ekstrud organ internal melalui anus. Ini juga beracun dan teripang ini tidak di anjurkan untuk di simpan dalam akuarium terumbu karang karena air dapat menjadi racun bagi penghuni satwa lainnya (Martoyo, 2000).
           Hal ini tidak mungkin untuk membedakan antara jantan dan betina Holothuria atra eksternal. Kematangan di capai pada panjang tubuh sekitar 16 cm ( 6,3 in ) dan pemijahan sebagian besar terjadi selama musim panas dan musim gugur meskipun di perairan khatulistiwa mungkin terjadi sepanjang tahun. Holothuria atra juga fissiparous,  yang berarti dapat berkembang biak dengan pembelahan melintang (Purwati dan Dwiono, 2008).
2.1.2 Kebiasaan Makan
            Pada umumnya teripang pemakan deposit pasif yang penting di daerah coral reef, sedangkan sumber utama makanan adalah plankton, potongan serasa karang atau detritus yang terdapat dalam lumpur atau pasir. Selain itu juga teripang pemakan organisme – organisme kecil seperti diatom, protozoa, copepod, algae filament dan rumput laut, di samping itu juga memakan cangkang – cangkang hewan lainnya (Martoyo, 2000).
             Berdasarkan kebiasaan makan, teripang di bagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah Holothuroidea yang dapat me makan terus – menerus sepanjang hari dan biasa hidup di atas permukaan pasir, sedangkan kelompok yangkedua adalah golongan Stichopus yang biasa makan selang 2 atau 3 hari sekali (Sutarman, 1993).


BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN III
3.1 Waktu dan Tempat
Lokasi pengambilan sampel adalah di perairan pantai Kulur II Kecamatan Tabukan Tengah. Tempat kegiatan Praktek kerja lapangan III ini telah dilaksanakan di Stand Teknologi Budidaya Ikan Politeknik Negeri Nusa Utara.  Adapun pelaksanaan praktek ini adalah selama 9 hari di mulai tanggal 7 agustus – 15 agustus 2014.
3.2 Alat dan Bahan
Pada pelaksanaan praktek ini membutuhkan beberapa alat dan bahan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan selama Praktek Kerja Lapangan III
No
Alat dan bahan
Jumlah
Fungsi
1
Alat snorkeling
1 set
Alat untuk mencari sampel di alam
2
Sibu-sibu
1 buah
Untuk membersihkan kotoran teripang
3
Alat tulis menulis
1 set
Untuk menulis data praktek
4
Kamera
1 buah
Untuk dokumentasi
5
Mistar
1 buah
Untuk mengukur panjang sampel
6
Timbangan
1 buah
Untuk mengukur berat sampel
7
Plastik packing
2 buah
Untuk wadah peking teripang
8
Teripang hitam
30 ekor
Sampel
9
Aquarium
3 buah
Sebagai wadah teripang selam praktek
10
Aerator
2 buah
Untuk menyalurkan oksigen
11
Selang aerasi
8 buah
Sebagai media penghubung aerator
12
Batu aerasi
8 buah
Keluarnya oksigen dari aerator ke air
13
Pentil sepeda
20 buah
Untuk mengikat teripang
14
Ember
1 buah
Untuk mengangkat air laut








3.3 Persiapan wadah
Wadah yang di gunakan berupa aquarium 3 petak ukuran panjang x lebar x tinggi : 55 x 34 x 40 cm sebagai wadah pemeliharaan teripang hitam yang sudah di fission. Kemudian aquarium di bersihkan, di isi air laut seperempat dari aquarium dan di siapkan aerator.  masing – masing petak berisi 10 ekor teripang yang sudah di ikat.





Gambar 2. Aquarium wadah pemeliharaan teripang uji.
3.4 Teknik fission plane
Proses fission plane dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan karet pentil sepeda, pengikatan dilakukan dengan tiga cara fission plane yaitu : fission plane 1, fission plane 2, fision plane 3.  Stimulasi fission dilakukan dengan metode Purwadi (2009) dalam Nugroho dkk, (2012), yaitu mengikat teripang uji menggunakan gelang karet. Pada stimulasi 1 fission plane pengikatan dilakukan pada posisi 1/3 bagian di mulai dari anus sehingga akan di dapat 2 bagian tubuh yaitu anterior (A) dan posterior (P). Stimulasi pada fission 2 plane di dapat 3 bagian tubuh yaitu anterior (A), middle (M), dan posterior (P). Stimulasi 3 fission plane adalah teripang di ikat pada tiga tempat yaitu di mulai dari mulut, sehingga di dapat 4 bagian tubuh yaitu anterior (A), middle 1 (M1),middle 2 (M2), dan posterior (P) dengan panjang yang hampir sama.
          Proses pengikatan pada fission dengan asumsi tidak melukai bagian epidermis maupun organ dalam secara langsung dan hasil ikatan tidak lepas. Setelah diikat teripang uji dimasukan ke dalam wadah aquarium . teknik pengikatan untuk setiap perlakuan dapat di lihat pada gambar 3.
Jumlah hewan uji di setiap perlakuan adalah 10 ekor, namun karena ada pengelompokan  berdasarkan perbedaan perlakuan fission, maka jumlah hewan uji keseluruhan adalah : 10 ekor untuk stimulasi 1 fission plane, 10 ekor untuk stimulasi 2 fission plane, 10 ekor untuk stimulasi 3 fission plane = 30 ekor. Selama masa pemeliharaan teripang uji tidak diberi makan, sesuai petunjuk purwati (2009) dalam nugroho (2012). Waktu teripang uji melakukan fission/pemisahan tubuh di hitung berdasarkan jam. Selain itu pengamatan tingkahlaku hewan uji dilakukan setiap hari (Karim dkk, 2013).



Gambar 3. Teknik pengikatan untuk stimulasi fission pada setiap perlakuan pada teripang uji Holothuria atra.
Fission plane 1 pada tanggal 8 agustus 2014 pada pukul 16 : 50 wita, menghasilkan dua potongan tubuh  yaitu : Anterior  (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut),  dan  bagian  tubuh  Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus), fission plane 2 pada tanggal 8 agustus 2014 pada pukul 17 : 17 wita, menghasilkan tiga potongan tububuh yaitu : Anterior  (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut) middel 1 (bagian perut 1) dan  bagian  tubuh  Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus), fission plane 3 pada tanggal 8 agustus 2014 pada pukul 17 : 45 wita, menghasilkan empat potongan tubuh yaitu : Anterior  (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut), middel 1 (bagian perut 1), middel 2 (bagian perut 2),  dan  bagian  tubuh  Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus).
3.5 Penutupan luka atau regenerasi
            Setiap bagian yang terpisah hasil fission akan menimbulkan kembali organ – organ yang hilang. (Karim dkk.,2013) selama regenerasi berlangsung, teripang tidak memerlukan makanan karena pembelahan ini melibatkan juga pembagian dan penumbuhan kembali alat pencernaan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi spesies dan ukuran tubuh
            Specimen yang dipakai pada Praktek Kerja Lapangan III ini berjumlah 30 individu yang di peroleh dari tangkapan sendiri di sekitar perairan kulur II. Distribusi panjangnya adalah 10,5 – 15,8 cm dengan kisaran berat tubuh 40 – 90 gram pada wadah aquarium A, 11,9 – 17,8 cm dengan kisaran berat tubuh 50 – 90 gram pada wadah aquarium B, dan 14,8 – 20,8 cm dengan kisaran berat tubuh 80 – 190 gram pada wadah aquarium c.
4.2 Keberhasilan stimulasi fission
            Hasil pengamatan menunjukan bahwa setelah diikat, tubuh specimen teripang memperlihatkan membengkak pada bagian tubuh sekitar daerah pengikatan. (Lihat gambar 4). Tubuh teripang akan mengalami penyusutan/memendek. Menurut Herman dkk. (2012) pembengkakan dan penyusutan ini merupakan konstraksi atau respon atas gangguan (pengikatan) yang diterima tubuhnya sebagai upaya untuk mempercepat pembelahan.



Gambar 4. teripang memperlihatkan membengkak pada bagian tubuh sekitar daerah pengikatan
          Hasil pengamatan selama proses pembelahan mendapatkan bahwa teripang uji dua kali (stimulasi fission 2 plane) ternyata lebih cepat membelah jika dibandingkan dengan 3 dan 1 kali pengikatan (stimulasi fision plane), dikarenakan oleh bedanya kekuatan pengikatan : Tabel 2.  Teripang H. Atra  membutuhkan waktu 3 – 15 jam pemutusan/fission untuk 2 kali (stimulasi fission 2 plane) lebih cepat membelah jika di bandingkan dengan 3 kali pengikatan (stimulasi fission 3 plane) dan 1 kali pengikatan (stimulasi fission 1 plane).
Tabel 2. Waktu yang dibutuhkan teripang uji untuk membelah
Fission Plane
Waktu Pengamatan
anterior
middle 1
middle 2
posterior
jumlah ekor
Waktu pengikatan : 16.50





1
20:15
1
 -
-
1
1

20:30
1
 -
-
1
1

01:15
1
 -
-
1
1

11:00
4
 -
-
4
4
Waktu pengikatan : 17.17





2
19:50
1
1
-
1
1

20:35
4
4
-
4
4

10:30
5
5
-
5
5
Waktu pengikatan : 17.45





3
20:10
5
5
5
5
5

20:15
1
1
1
1
1

0:00
2
2
2
2
2

10:40
2
2
2
2
2

Keterangan :  
-       Anterior (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut),
-       Middel 1 (bagian perut 1)
-       Middle 2 (bagian perut 2)
-       Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus)
-       Angka-angka yang ada di tiap fission plane adalah jumlah teripang yang sudah membelah
-       Tanda (–) pada 1  pengikatan berarti tidak memiliki middle 1, sedangkan pada 2 pengikatan berarti tidak memiliki middle 2.



4.3 Lama penutupan luka
            Setelah membelah, akan terdapat luka pada bagian tubuh teripang dan mengeluarkan isi perut (gambar 5). Luka akan segera menutup  (gambar 6 - 10). Berdasarkan pengamatan nampak bahwa luka ini timbul akibat pengikatan dalam proses fission, di mana dinding tubuh antara anterior, middle 1, middle 2, dan posterior terpisah. Pada awalnya luka akan terbuka, setelah beberapa lama dinding tubuh mengerucut (memusat) pada pusat luka (gambar 6 - 10), sesuai dengan penelitian Conannd et al, (1997) dan Darsono (1999) yang menjelaskan bahwa proses penutupan luka setelah fission akan diputuskan pada satu titik yang nantinya akan membentuk mulut atau anus baru Hermawan dkk, 2012). Penutupan luka teripang cerah hitam (Holothuria atra) pada praktek ini ternyata membutuhkan waktu 7 – 8 hari (± dua minggu) dihitung dari sejak di stimulasi.
  








                   

Gambar 5.                                                           Gambar 6
        Pengeluaran isi perut  hari 1 - 2                Proses penutupan luka hari ke 3
                                                                                                              
 










Gambar 7                                                           Gambar 8
      Proses penutupan luka hari ke 4              Proses penutupan luka hari ke 5 - 6
 













Gambar 9                                                          Gambar 10
     Proses penutupan luka hari ke 7                  Proses penutupan luka hari ke 8






4.4  Keberhasilan hidup teripang hasil fission
Tingkat keberhasilan hidup atau tingkat kelangsungan hidup adalah presentase organisme yang hidup dari jumlah suatu organisme yang di fission sampai penutupan luka dalam suatu waktu tertentu. Tingkat keberhasilan hidup merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pada kegiatan budidaya.  Berdasarkan hasil pengamatan tingkat keberhasilan hidup teripang cerah hitam  (Holothuria atra) yang di pelihara di aquarium dapat di lihat pada Tabel 3.  Keberhasilan hidup secara keseluruhan adalah 39 individu baru dari 90 individu baru yang diharapkan berhasil.  Sehingga nilai Survival Rate-nya hanya 43 %.  Tingginya angka kematian ini (57%) disebabkan oleh cara pengikatan yang tidak kuat, organ dalam tidak putus sehingga terjadi kegagalan fission. 
 Tabel 3. Keberhasilan hidup teripang uji dengan tiga tipe perlakuan fission
No
1 fission plane
2 fission plane
3 fassion plane
Jumlah
anterior
posterior
anterior
middle
posterior
anterior
Middle 1
Middle 2
Posterior

39
1
7
5
9
9
2
2
5
-
-

Keterangan :
-       Anterior (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut),
-       Middel 1 (bagian perut 1)
-       Middle 2 (bagian perut 2)
-       Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus)
-       Angka-angka yang ada ditiap fission plane adalah jumlah      potongan tubuh
-       Tanda (–) pada tabel berarti kegagalan regenerasi


Jumlah panjang dan berat keberhasilan hidup teripang hasil fission dari tiap type pengikatan yaitu : Anterior  (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut) berjumlah 18 potongan, middel (bagian perut) berjumlah 14 potongan,  dan  bagian  tubuh  Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus) berjumlah 7 potongan, panjang dan berat lihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Keberhasilan hidup teripang hasil fission dilihat dari potongan tubuh.
Jumlah sampel
Berat
Panjang
Berat
Panjang
Berat
Panjang

Anterior
Middel
Posterior
1
4
3
2,5
3
6
4,5
2
5
4,5
2
2,5
7
7
3
10
6,5
3
2
6
4
4
4
4,5
3,5
5
5
6
5
6
3,5
3
2,5
7
7
6
6
4,5
4
2,5
8
7
7
8
7,5
9
4
7
5
8
4
3
2
1,5
-
-
9
5
3,5
1
1
-
-
10
3
2,5
5
4
-
-
11
6
3,5
5
4
-
-
12
5
5,5
8
5,5
-
-
13
4
5
6
3,5
-
-
14
3
3,5
3
2,5
-
-
15
6
5
-
-
-
-
16
4
5,5
-
-
-
-
17
6
4
-
-
-
-
18
5
6
-
-
-
-









Keterangan :
-       Anterior (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut),
-       Middel 1 (bagian perut 1)
-       Middle 2 (bagian perut 2)
-       Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus)
-       Angka-angka yang ada ditiap fission plane adalah panjang dan berat
-       Tanda (–) pada tabel berarti kegagalan regenerasi





BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengamatan tingkat keberhasilan stimulasi fission hasil reproduksi aseksual teripang cerah hitam (Holothuria atra) dengan tiga tipe pengikatan berbeda pada wadah aquarium menunjukan bahwa tubuh teripang akan mengalami penyusutan/memendek, H. atra membutuhkan waktu 3 jam pada kelompok ukuran sedang (90 gr). Pada H. Atra  ukuran sedang membutuhkan waktu 3 – 15 jam pengikatan 2 kali (stimulasi fission 2 plane) lebih cepat membelah jika di bandingkan dengan 3 kali (stimulasi fission 3 plane) dan 1 kali (stimulasi fission 1 plane).
2. Penutupan luka teripang cerah hitam (Holothuria atra) pada praktek ini ternyata membutuhkan waktu 7 – 8 hari (± dua minggu) di hitung dari sejak di stimulasi. Tingkat  keberhasilan hidup dan keberhasilan penutupan luka pada teripang Holothuria atra hasil fission lebih besar pada bagian anterior,middel. dan pada posterior ternyata keberhasilan hidupnya paling banyak gagal.
5.2 Saran
Pada praktek ini ditemukan beberapa kendala yang membatasi laporan PKL III ini, yaitu : desain wadah pemeliharaan yang tidak sama dengan habitat aslinya, sehingga banyak teripang yang mati terutama pada bagian tubuh posterior, dan diharapkan penggantian air laut harus lancar ± 2 kali sehari (untuk teripang uji yang sudah mengeluarkan isi perut), dan ± 4 kali sehari (untuk teripang uji yang masih dalam proses pembelahan fission). Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk tahap regenerasi yang di mulai dari munculnya tonjolan pada bagian bekas luka sampai menjelang terbentuknya tentakel atau anus baru sampai dengan tahap penyempurnaan yaitu setelah tumbuh tentakel atau anus baru di tempat pembelahan sampai organ baru terbentuk sempurna menggunakan wadah aquarium.


DAFTAR PUSTAKA
Conand, C. 1996. Asexual reproduction by fission in H. atra: variability of some
parameters in populations from the tropical Indo-Pacific. Oceanologia Acta 19 (3-4):209-216.

Purwati, P dan Dwiono, S. A. P., 2008. Reproduksi aseksual sebagai alternative pemulihan populasi teripang.  Ilmu Kelautan. 13 (1) : 37-42.
Paulay, Gustav (2010). "Holothuria (Halodeima) atra Jaeger, 1833" . Dunia Daftar Kelautan Spesies . Diakses 2012-01-20.
Holothuria atra Spesies Laut Identifikasi Portal. Diakses 2012-01-20.
Holothuria atra Jaeger, 1833 . SeaLifeBase. Diakses 2012-01-20.
Black Sea Cucumber (Holothuria atra) Saltwater Akuarium. Diakses 2012-01-20.
Abdel Razek-, FA et al. (2005). "biologi reproduksi tropis teripang Holothuria atra (Echinodermata: Holothuroidea) di pesisir Laut Merah Mesir" Journal Mesir Aquatic Penelitian 31 (2):. 383-402.
Nugroho D, R. Hartati, J. Suprijanto 2012. Stimulasi fission reproduksi aksesual teripang holothuria atra dan teripang holothuria impatiens. Journal of marine research. Volume 2, nomor 1. 161-166 hal.
Conand, reproduksi oleh fisi di Holothuria atra: variabilitas beberapa parameter populasi dari daerah tropis Indo-Pasifik, Oceanologica acta, 1996, vol. 19, ada 3-4, hlm. 189-475 (29 ref.), Hlm. 209-216.

Martoyo, j., N. Aji dan T. Winanto, 1994. Budidaya Teripang. Penebar Swadaya.


Lampiran 1. Data awal pengukuran panjang dan berat teripang cerah hitam (Holothuria atra) sebelum pengikatan.
jumlah sampel
berat
panjang
berat
panjang
berat
panjang
ikatan 1
ikatan 2
ikatan 3
1
0,05
11,8
0,09
16,3
0,18
20,3
2
0,05
11,7
0,80
15,4
0,12
17,9
3
0,06
13,3
0,11
17,8
0,19
20,8
4
0,05
11,5
0,10
17,2
0,10
17,0
5
0,07
15,7
0,09
16,5
0,14
18,1
6
0,09
15,4
0,10
17,1
0,17
19,2
7
0,05
14,0
0,07
15,1
0,18
20,1
8
0,07
14,9
0,08
15,9
0,12
17,5
9
0,09
15,8
0,09
16,8
0,08
14,8
10
0,04
10,5
0,05
11,9
0,12
18,1











Keterangan :
-       Anterior (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut)
-       Middel 1 (bagian perut 1)
-       Middle 2 (bagian perut 2)
-       Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus)
-       Angka-angka yang ada ditiap fission plane adalah panjang dan berat


Lampiran 2. Data teripang yang gagal beregenerasi (mati)

Hari/Tanggal
Fission plane
anterior
middel 1
middel 2
posterior
minggu 10 agustus 2014
1
2


2

2



4
3
5
4
10
10
senin 11 agustus 2014
1





2

1

2
3
2



selasa 12 agustus 2014
1
1


2

2



1
3

1


rabu 13 agustus 2014
1



1

2
1



3




jumat 15 agustus 2014
1





2



1
3
1




Keterangan :
-       Anterior (bagian  yang  membawa  kompleks  mulut)
-       Middel 1 (bagian perut 1)
-       Middle 2 (bagian perut 2)
-       Posterior (bagian  yang  membawa  kompleks  anus)
-       Angka - angka yang ada ditiap fission plane adalah jumlah fission/pengikatan
-       Angka – angka yang ada pada tiap potongan tubuh adalah jumlah yang gagal beregenerasi (mati)