BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Indonesia
memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya
teripang, namun usaha budidaya teripang cerah hitam belum banyak berkembang.
Teripang
atau Ketimun laut di golongkan ke dalam
filum Echinodermata, kelas Holothuridae. Teripang merupakan salah
satu sumberdaya hayati laut yang mempunyai nilai ekonomis yang penting. Biota
ini merupakan salah satu produk perikanan yang mampu menambah devisa negara (Subowo,
2009). Selain bernilai ekonomis, kandungan nutrisinya cukup tinggi yaitu
kandungan protein 43,1 %, lemak 2,2 %, kadar air 27,1 %, kadar abu 27,6%, dan
kalsium, natrium, poshopor serta mineral lainnya 1,2-16,5 % (Tuwo., 1992).
Karena bernilai ekonomis dan kandungannya yang cukup tinggi tersebut, maka jika
pemanfaatan fauna tersebut yang saat ini sepenuhnya dari stok alami,
cenderung dilakukan secara intensif tanpa melihat jenis dan
ukuran (Giese dan Pearse, 1974).
Menurut
hasil penelitian teripang Cerah hitam (Holothuria
atra) yang di pelihara di aquarium lebih cepat membelah, dibanding dengan
teripang Gamat (Stychopus spp) yang
dipelihara di Teluk Talengen seperti yang sudah pernah dilakuakan penelitian
oleh Karinda, (2013) di teluk talengen. Menurut hasil penelitian teripang Cerah
hitam (Holothuria atra) lebih cepat
membelah memerlukan waktu 3 – 15 jam dihitung dari waktu pengikatan, sedangkan
teripang gamat (Stychopus spp)
membutuhkan waktu 6 – 12 jam dihitung dari waktu pengikatan.
1.2 Rumusan masalah
1. Perlu informasi tentang tingkat
keberhasilan stimulasi fission
reproduksi aseksual teripang cerah hitam Holothuria
atra dengan tiga tipe pengikatan berbeda di wadah aquarium.
2. Perlu informasi tentang lamanya penutupan
luka pada teripang cerah hitam.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
keberhasilan Stimulasi fission per
jam dan penutupan luka teripang cerah hitam ( Holothuria atra ) di wadah aquarium.
2. Mendeskripsikan teknik penanganan selama mengstimulasi fission per jam dan sampai penutupan luka teripang
cerah hitam ( Holothuria atra ) di
wadah aquarium.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa
dapat mengetahui dan mempraktekannya secara langsung cara mengstimulasi fission per jam dan sampai penutupan luka teripang
cerah hitam (Holothuria atra) di
wadah aquarium.
2. Terjadi keseimbangan antara teori dan praktek.
3. Menjadi
pedoman mengstimulasi fission sampai
penutupan luka.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Deskripsi teripang cerah
hitam
The
black sea cucumber (Holothuria atra)
mentimun laut (nama lokal indonesia) yang biasa di sebut teripang cerah hitam
(nama lokal sulawesi) bare mitung (nama lokal sangihe) adalah spesies invertebrata laut di keluarga Holothuriidae. Teripang ini biasa di
temukan di wilayah indo-pasifik, membentang dari laut merah dan afrika timur ke
australia. Teripang ini biasa hidup di dasar laut di peraiaran dangkal di
terumbu karang dan pasir flat dan di padang rumput-rumput laut hingga kedalaman
66 meter dari permukaan laut ( Paulay, Gustav (2010).
Gambar 1. Bentuk tubuh teripang
cerah hitam ( Holothuria atra )
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Menurut
Purcell dkk. (2012) klasifikasi teripang cerah hitam adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria
atra
Teripang hitam (Holothuria atra) adalah salah
satu anggota hewan berkulit duri (Echinodermata)
tubuh teripang lunak, berdaging dan bentuknya silindris memanjang seperti buah
ketimun. Gerakannya sangat lamban sehingga hampir seluruh hidupnya berada di
dasar laut, berbentuk badan bulat panjang seluruh bagian tubuh
terdapat bintil-bintil halus, warna bagian punggung hitam keungu-unguan atau
kebiri-biruan, meiliki panjang sampai
dengan 40-60 cm dengan berat 2 kg. Daerah penyebarannya di dasar peraiaran yang
berkarang atau berpasir yang di tumbui ilalang laut (Martoyo, 2000).
Holothuria
atra adalah omnivora,
memilah-milah sedimen dengan tentakel dan memakan detritus dan bahan
organik lainnya. Ini ingest pasir pada saat yang sama dan mencerna biofilm pada
butiran pasir sebelum mendepak mereka melalui anus nya. Sebagai pertahanan
terhadap predator, Holothuria
atra memancarkan cairan merah beracun bila kulitnya di gosok atau rusak. Ketika
diserang, itu tidak mengeluarkan tubulus cuvierian dalam cara bahwa beberapa teripang lakukan, tetapi ekstrud
organ internal melalui anus. Ini juga beracun dan teripang ini tidak di anjurkan
untuk di simpan dalam akuarium terumbu karang karena air dapat menjadi racun bagi penghuni satwa
lainnya (Martoyo, 2000).
Hal
ini tidak mungkin untuk membedakan antara jantan dan betina Holothuria atra
eksternal. Kematangan di capai pada panjang tubuh sekitar 16 cm ( 6,3 in ) dan
pemijahan sebagian besar terjadi selama musim panas dan musim gugur meskipun di
perairan khatulistiwa mungkin terjadi sepanjang tahun. Holothuria atra
juga fissiparous, yang berarti
dapat berkembang biak dengan pembelahan melintang (Purwati dan Dwiono, 2008).
2.1.2
Kebiasaan Makan
Pada
umumnya teripang pemakan deposit pasif yang penting di daerah coral reef, sedangkan sumber utama makanan
adalah plankton, potongan serasa karang atau detritus yang terdapat dalam
lumpur atau pasir. Selain itu juga teripang pemakan organisme – organisme kecil
seperti diatom, protozoa, copepod, algae filament dan rumput laut, di samping
itu juga memakan cangkang – cangkang hewan lainnya (Martoyo, 2000).
Berdasarkan kebiasaan makan, teripang di bagi
dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah Holothuroidea
yang dapat me makan terus – menerus sepanjang hari dan biasa hidup di atas
permukaan pasir, sedangkan kelompok yangkedua adalah golongan Stichopus yang biasa makan selang 2 atau
3 hari sekali (Sutarman, 1993).
BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN III
3.1 Waktu
dan Tempat
Lokasi pengambilan sampel adalah di perairan pantai Kulur II Kecamatan Tabukan
Tengah. Tempat kegiatan Praktek kerja lapangan III ini telah dilaksanakan di Stand
Teknologi Budidaya Ikan Politeknik Negeri Nusa Utara. Adapun pelaksanaan praktek ini adalah selama
9 hari di mulai tanggal 7 agustus – 15 agustus 2014.
3.2 Alat dan Bahan
Pada
pelaksanaan praktek ini membutuhkan beberapa alat dan bahan. Secara lengkap
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Alat dan bahan selama Praktek Kerja Lapangan III
No
|
Alat dan
bahan
|
Jumlah
|
Fungsi
|
|
1
|
Alat
snorkeling
|
1 set
|
Alat untuk mencari sampel di alam
|
|
2
|
Sibu-sibu
|
1 buah
|
Untuk membersihkan kotoran
teripang
|
|
3
|
Alat tulis
menulis
|
1 set
|
Untuk menulis data praktek
|
|
4
|
Kamera
|
1 buah
|
Untuk dokumentasi
|
|
5
|
Mistar
|
1 buah
|
Untuk mengukur panjang sampel
|
|
6
|
Timbangan
|
1 buah
|
Untuk mengukur berat sampel
|
|
7
|
Plastik packing
|
2 buah
|
Untuk wadah peking teripang
|
|
8
|
Teripang
hitam
|
30 ekor
|
Sampel
|
|
9
|
Aquarium
|
3 buah
|
Sebagai wadah teripang selam
praktek
|
|
10
|
Aerator
|
2 buah
|
Untuk menyalurkan oksigen
|
|
11
|
Selang
aerasi
|
8 buah
|
Sebagai media penghubung aerator
|
|
12
|
Batu
aerasi
|
8 buah
|
Keluarnya oksigen dari aerator ke
air
|
|
13
|
Pentil
sepeda
|
20 buah
|
Untuk mengikat teripang
|
|
14
|
Ember
|
1 buah
|
Untuk
mengangkat air laut
|
|
3.3 Persiapan
wadah
Wadah yang di gunakan berupa
aquarium 3 petak ukuran panjang x lebar x tinggi : 55 x 34 x 40 cm sebagai
wadah pemeliharaan teripang hitam yang sudah di fission. Kemudian aquarium di
bersihkan, di isi air laut seperempat dari aquarium dan di siapkan aerator. masing – masing petak berisi 10 ekor teripang
yang sudah di ikat.
Gambar 2.
Aquarium wadah pemeliharaan teripang uji.
3.4 Teknik fission plane
Proses fission plane dilakukan secara manual
yaitu dengan menggunakan karet pentil sepeda, pengikatan dilakukan dengan tiga
cara fission plane yaitu : fission plane 1, fission plane 2, fision plane
3. Stimulasi
fission dilakukan dengan metode Purwadi (2009) dalam Nugroho dkk, (2012), yaitu
mengikat teripang uji menggunakan gelang karet. Pada stimulasi 1 fission plane
pengikatan dilakukan pada posisi 1/3 bagian di mulai dari anus sehingga akan di
dapat 2 bagian tubuh yaitu anterior (A) dan posterior (P). Stimulasi pada fission 2 plane di dapat 3 bagian tubuh yaitu anterior
(A), middle (M), dan posterior (P). Stimulasi
3 fission plane adalah teripang di
ikat pada tiga tempat yaitu di mulai dari mulut, sehingga di dapat 4 bagian
tubuh yaitu anterior (A), middle 1 (M1),middle 2 (M2), dan posterior (P) dengan
panjang yang hampir sama.
Proses
pengikatan pada fission dengan asumsi
tidak melukai bagian epidermis maupun organ dalam secara langsung dan hasil ikatan
tidak lepas. Setelah diikat teripang uji dimasukan ke dalam wadah aquarium .
teknik pengikatan untuk setiap perlakuan dapat di lihat pada gambar 3.
Jumlah hewan
uji di setiap perlakuan adalah 10 ekor, namun karena ada pengelompokan berdasarkan perbedaan perlakuan fission, maka jumlah hewan uji
keseluruhan adalah : 10 ekor untuk stimulasi
1 fission plane, 10 ekor untuk stimulasi 2 fission plane, 10 ekor untuk stimulasi
3 fission plane = 30 ekor. Selama
masa pemeliharaan teripang uji tidak diberi makan, sesuai petunjuk purwati
(2009) dalam nugroho (2012). Waktu teripang uji melakukan fission/pemisahan tubuh di hitung berdasarkan jam. Selain itu
pengamatan tingkahlaku hewan uji dilakukan setiap hari (Karim dkk, 2013).
Gambar 3. Teknik pengikatan untuk stimulasi
fission pada setiap perlakuan pada teripang uji Holothuria atra.
Fission
plane 1 pada tanggal 8 agustus 2014 pada pukul 16 : 50 wita, menghasilkan dua
potongan tubuh yaitu : Anterior (bagian
yang membawa kompleks
mulut), dan bagian
tubuh Posterior (bagian yang
membawa kompleks anus), fission
plane 2 pada tanggal 8 agustus 2014 pada pukul 17 : 17 wita, menghasilkan
tiga potongan tububuh yaitu : Anterior
(bagian yang membawa
kompleks mulut) middel 1 (bagian
perut 1) dan bagian tubuh
Posterior (bagian yang membawa
kompleks anus), fission plane 3 pada tanggal 8 agustus
2014 pada pukul 17 : 45 wita, menghasilkan empat potongan tubuh yaitu : Anterior (bagian
yang membawa kompleks
mulut), middel 1 (bagian perut 1), middel 2 (bagian perut 2), dan
bagian tubuh Posterior (bagian yang
membawa kompleks anus).
3.5 Penutupan
luka atau regenerasi
Setiap
bagian yang terpisah hasil fission akan menimbulkan kembali organ –
organ yang hilang. (Karim dkk.,2013) selama regenerasi berlangsung, teripang
tidak memerlukan makanan karena pembelahan ini melibatkan juga pembagian dan
penumbuhan kembali alat pencernaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi spesies dan ukuran tubuh
Specimen yang dipakai pada
Praktek Kerja Lapangan III ini berjumlah 30 individu yang di peroleh dari
tangkapan sendiri di sekitar perairan kulur II. Distribusi panjangnya adalah 10,5
– 15,8 cm dengan kisaran berat tubuh 40 – 90 gram pada wadah aquarium A, 11,9 –
17,8 cm dengan kisaran berat tubuh 50 – 90 gram pada wadah aquarium B, dan 14,8
– 20,8 cm dengan kisaran berat tubuh 80 – 190 gram pada wadah aquarium c.
4.2 Keberhasilan
stimulasi fission
Hasil
pengamatan menunjukan bahwa setelah diikat, tubuh specimen teripang
memperlihatkan membengkak pada bagian tubuh sekitar daerah pengikatan. (Lihat gambar 4). Tubuh teripang akan
mengalami penyusutan/memendek. Menurut Herman dkk. (2012) pembengkakan dan penyusutan ini merupakan konstraksi atau respon
atas gangguan (pengikatan) yang diterima tubuhnya sebagai upaya untuk
mempercepat pembelahan.
Gambar 4. teripang memperlihatkan
membengkak pada bagian tubuh sekitar daerah pengikatan
Hasil pengamatan selama proses pembelahan mendapatkan bahwa teripang uji
dua kali (stimulasi fission 2 plane) ternyata lebih cepat membelah
jika dibandingkan dengan 3 dan 1 kali pengikatan (stimulasi fision plane), dikarenakan oleh bedanya kekuatan pengikatan : Tabel 2. Teripang H. Atra membutuhkan waktu 3
– 15 jam pemutusan/fission untuk 2
kali (stimulasi fission 2 plane) lebih cepat membelah jika di
bandingkan dengan 3 kali pengikatan (stimulasi
fission 3 plane) dan 1 kali
pengikatan (stimulasi fission 1 plane).
Tabel 2. Waktu yang dibutuhkan teripang uji untuk
membelah
Fission Plane
|
Waktu Pengamatan
|
anterior
|
middle 1
|
middle 2
|
posterior
|
jumlah ekor
|
Waktu pengikatan : 16.50
|
||||||
1
|
20:15
|
1
|
-
|
-
|
1
|
1
|
20:30
|
1
|
-
|
-
|
1
|
1
|
|
01:15
|
1
|
-
|
-
|
1
|
1
|
|
11:00
|
4
|
-
|
-
|
4
|
4
|
|
Waktu pengikatan : 17.17
|
||||||
2
|
19:50
|
1
|
1
|
-
|
1
|
1
|
20:35
|
4
|
4
|
-
|
4
|
4
|
|
10:30
|
5
|
5
|
-
|
5
|
5
|
|
Waktu pengikatan : 17.45
|
||||||
3
|
20:10
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
20:15
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
|
0:00
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
10:40
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Keterangan :
- Anterior (bagian yang
membawa kompleks mulut),
- Middel 1 (bagian perut 1)
- Middle 2 (bagian perut 2)
- Posterior (bagian yang membawa
kompleks anus)
- Angka-angka yang ada di tiap fission plane adalah jumlah
teripang yang sudah membelah
- Tanda (–) pada 1 pengikatan
berarti tidak memiliki middle 1, sedangkan pada 2 pengikatan berarti tidak
memiliki middle 2.
4.3 Lama penutupan luka
Setelah membelah, akan terdapat luka pada bagian tubuh
teripang dan
mengeluarkan isi perut (gambar 5). Luka akan segera
menutup (gambar 6 - 10). Berdasarkan pengamatan nampak bahwa luka ini timbul akibat pengikatan
dalam proses fission, di mana dinding
tubuh antara anterior, middle 1, middle 2, dan
posterior terpisah. Pada awalnya luka akan terbuka, setelah beberapa lama
dinding tubuh mengerucut (memusat) pada pusat luka (gambar 6 - 10), sesuai dengan penelitian Conannd et al, (1997) dan Darsono (1999) yang
menjelaskan bahwa proses penutupan luka setelah fission akan diputuskan pada satu titik yang
nantinya akan membentuk mulut atau anus baru Hermawan dkk, 2012). Penutupan luka teripang cerah hitam (Holothuria
atra) pada praktek ini ternyata membutuhkan waktu 7 – 8 hari (±
dua minggu)
dihitung dari sejak di stimulasi.
Gambar 5. Gambar 6
Pengeluaran isi perut hari 1 - 2
Proses penutupan luka hari ke 3
Gambar 7 Gambar 8
Proses penutupan luka hari ke 4 Proses penutupan luka hari ke 5 - 6
Gambar 9 Gambar 10
Proses penutupan luka hari ke 7 Proses
penutupan luka hari ke 8
4.4 Keberhasilan hidup teripang hasil fission
Tingkat keberhasilan
hidup atau tingkat kelangsungan
hidup adalah presentase organisme yang hidup dari jumlah suatu organisme yang
di fission
sampai penutupan luka dalam
suatu waktu tertentu. Tingkat keberhasilan hidup merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan pada kegiatan budidaya. Berdasarkan
hasil pengamatan tingkat keberhasilan hidup teripang cerah hitam (Holothuria
atra) yang di
pelihara di aquarium
dapat di lihat pada Tabel 3. Keberhasilan hidup secara keseluruhan adalah
39 individu baru dari 90 individu baru yang diharapkan berhasil. Sehingga nilai Survival Rate-nya hanya 43 %. Tingginya angka kematian ini (57%) disebabkan
oleh cara pengikatan yang tidak kuat, organ dalam tidak putus sehingga terjadi
kegagalan fission.
Tabel
3. Keberhasilan hidup teripang uji dengan tiga tipe perlakuan fission
No
|
1 fission plane
|
2 fission plane
|
3 fassion plane
|
Jumlah
|
||||||
anterior
|
posterior
|
anterior
|
middle
|
posterior
|
anterior
|
Middle 1
|
Middle 2
|
Posterior
|
39
|
|
1
|
7
|
5
|
9
|
9
|
2
|
2
|
5
|
-
|
-
|
Keterangan :
- Anterior (bagian yang
membawa kompleks mulut),
- Middel 1 (bagian perut 1)
- Middle 2 (bagian perut 2)
- Posterior (bagian yang membawa
kompleks anus)
- Angka-angka yang ada ditiap fission plane adalah
jumlah potongan tubuh
-
Tanda (–) pada tabel
berarti kegagalan regenerasi
Jumlah
panjang dan berat keberhasilan hidup teripang hasil fission dari tiap type pengikatan yaitu : Anterior (bagian yang
membawa kompleks mulut) berjumlah 18 potongan, middel (bagian
perut) berjumlah 14 potongan, dan bagian
tubuh Posterior (bagian yang
membawa kompleks anus) berjumlah 7 potongan, panjang dan berat
lihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Keberhasilan hidup teripang hasil fission dilihat dari potongan tubuh.
Jumlah sampel
|
Berat
|
Panjang
|
Berat
|
Panjang
|
Berat
|
Panjang
|
|
Anterior
|
Middel
|
Posterior
|
|||||
1
|
4
|
3
|
2,5
|
3
|
6
|
4,5
|
|
2
|
5
|
4,5
|
2
|
2,5
|
7
|
7
|
|
3
|
10
|
6,5
|
3
|
2
|
6
|
4
|
|
4
|
4
|
4,5
|
3,5
|
5
|
5
|
6
|
|
5
|
6
|
3,5
|
3
|
2,5
|
7
|
7
|
|
6
|
6
|
4,5
|
4
|
2,5
|
8
|
7
|
|
7
|
8
|
7,5
|
9
|
4
|
7
|
5
|
|
8
|
4
|
3
|
2
|
1,5
|
-
|
-
|
|
9
|
5
|
3,5
|
1
|
1
|
-
|
-
|
|
10
|
3
|
2,5
|
5
|
4
|
-
|
-
|
|
11
|
6
|
3,5
|
5
|
4
|
-
|
-
|
|
12
|
5
|
5,5
|
8
|
5,5
|
-
|
-
|
|
13
|
4
|
5
|
6
|
3,5
|
-
|
-
|
|
14
|
3
|
3,5
|
3
|
2,5
|
-
|
-
|
|
15
|
6
|
5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
16
|
4
|
5,5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
17
|
6
|
4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
18
|
5
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Keterangan :
- Anterior (bagian yang
membawa kompleks mulut),
- Middel 1 (bagian perut 1)
- Middle 2 (bagian perut 2)
- Posterior (bagian yang membawa
kompleks anus)
- Angka-angka yang ada ditiap fission plane adalah panjang
dan berat
- Tanda (–) pada tabel berarti kegagalan regenerasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan
hasil pengamatan tingkat keberhasilan stimulasi
fission hasil reproduksi aseksual teripang
cerah hitam (Holothuria atra) dengan
tiga tipe pengikatan berbeda pada wadah aquarium menunjukan bahwa tubuh
teripang akan mengalami penyusutan/memendek, H. atra membutuhkan waktu 3 jam pada kelompok ukuran sedang (90
gr). Pada H. Atra ukuran sedang membutuhkan waktu 3 – 15 jam
pengikatan 2 kali (stimulasi fission
2 plane) lebih cepat membelah jika di
bandingkan dengan 3 kali (stimulasi
fission 3 plane) dan 1 kali (stimulasi fission 1 plane).
2. Penutupan
luka teripang cerah hitam (Holothuria
atra) pada praktek ini ternyata membutuhkan waktu 7 – 8 hari (±
dua minggu)
di hitung dari sejak di stimulasi. Tingkat
keberhasilan hidup dan keberhasilan
penutupan luka pada teripang Holothuria
atra hasil fission lebih besar
pada bagian anterior,middel. dan pada posterior ternyata keberhasilan hidupnya
paling banyak gagal.
5.2 Saran
Pada praktek ini ditemukan beberapa kendala yang
membatasi laporan PKL III ini, yaitu : desain wadah pemeliharaan yang tidak
sama dengan habitat aslinya, sehingga banyak teripang yang mati terutama pada
bagian tubuh posterior, dan diharapkan penggantian air laut harus lancar ± 2
kali sehari (untuk teripang uji yang sudah mengeluarkan isi perut), dan ± 4
kali sehari (untuk teripang uji yang masih dalam proses pembelahan fission). Selanjutnya perlu dilakukan
penelitian lanjutan untuk tahap regenerasi yang di mulai dari munculnya
tonjolan pada bagian bekas luka sampai menjelang terbentuknya tentakel atau
anus baru sampai dengan tahap penyempurnaan yaitu setelah tumbuh tentakel atau
anus baru di tempat pembelahan sampai organ baru terbentuk sempurna menggunakan
wadah aquarium.
DAFTAR
PUSTAKA
Conand, C. 1996. Asexual reproduction by fission in H.
atra: variability of some
parameters in populations from the
tropical Indo-Pacific. Oceanologia Acta 19 (3-4):209-216.
Purwati, P
dan Dwiono, S. A. P., 2008. Reproduksi aseksual sebagai alternative pemulihan
populasi teripang. Ilmu Kelautan. 13 (1)
: 37-42.
Paulay, Gustav (2010). "Holothuria (Halodeima) atra Jaeger, 1833" . Dunia Daftar
Kelautan Spesies . Diakses
2012-01-20.
Holothuria atra Jaeger, 1833 .
SeaLifeBase. Diakses 2012-01-20.
Pengamatan ekologi pada atra Teripang Holothuria
dan H. leucospilota di Rongelap Atoll, Kepulauan Marshall Diakses 2012-01-20.
Black Sea Cucumber (Holothuria atra) Saltwater Akuarium. Diakses
2012-01-20.
Abdel Razek-, FA et al. (2005). "biologi reproduksi tropis teripang Holothuria
atra (Echinodermata: Holothuroidea)
di pesisir Laut Merah Mesir" Journal Mesir Aquatic Penelitian 31 (2):. 383-402.
Nugroho D, R. Hartati, J. Suprijanto
2012. Stimulasi fission reproduksi aksesual teripang holothuria atra dan teripang holothuria impatiens. Journal of
marine research. Volume 2, nomor 1. 161-166 hal.
Conand, reproduksi oleh fisi di Holothuria atra: variabilitas
beberapa parameter populasi dari daerah tropis Indo-Pasifik,
Oceanologica acta, 1996, vol. 19, ada 3-4, hlm. 189-475 (29 ref.), Hlm.
209-216.
Martoyo, j.,
N. Aji dan T. Winanto, 1994. Budidaya Teripang. Penebar Swadaya.
Lampiran 1. Data awal pengukuran panjang dan berat
teripang cerah hitam (Holothuria atra)
sebelum pengikatan.
jumlah
sampel
|
berat
|
panjang
|
berat
|
panjang
|
berat
|
panjang
|
ikatan 1
|
ikatan 2
|
ikatan 3
|
||||
1
|
0,05
|
11,8
|
0,09
|
16,3
|
0,18
|
20,3
|
2
|
0,05
|
11,7
|
0,80
|
15,4
|
0,12
|
17,9
|
3
|
0,06
|
13,3
|
0,11
|
17,8
|
0,19
|
20,8
|
4
|
0,05
|
11,5
|
0,10
|
17,2
|
0,10
|
17,0
|
5
|
0,07
|
15,7
|
0,09
|
16,5
|
0,14
|
18,1
|
6
|
0,09
|
15,4
|
0,10
|
17,1
|
0,17
|
19,2
|
7
|
0,05
|
14,0
|
0,07
|
15,1
|
0,18
|
20,1
|
8
|
0,07
|
14,9
|
0,08
|
15,9
|
0,12
|
17,5
|
9
|
0,09
|
15,8
|
0,09
|
16,8
|
0,08
|
14,8
|
10
|
0,04
|
10,5
|
0,05
|
11,9
|
0,12
|
18,1
|
Keterangan :
- Anterior (bagian yang
membawa kompleks mulut)
- Middel 1 (bagian perut 1)
- Middle 2 (bagian perut 2)
- Posterior (bagian yang membawa
kompleks anus)
- Angka-angka yang ada ditiap fission plane adalah panjang
dan berat
Lampiran 2. Data teripang yang gagal beregenerasi
(mati)
Hari/Tanggal
|
Fission plane
|
anterior
|
middel 1
|
middel 2
|
posterior
|
minggu 10 agustus 2014
|
1
|
2
|
2
|
||
2
|
4
|
||||
3
|
5
|
4
|
10
|
10
|
|
senin 11 agustus 2014
|
1
|
||||
2
|
1
|
2
|
|||
3
|
2
|
||||
selasa 12 agustus 2014
|
1
|
1
|
2
|
||
2
|
1
|
||||
3
|
1
|
||||
rabu 13 agustus 2014
|
1
|
1
|
|||
2
|
1
|
||||
3
|
|||||
jumat 15 agustus 2014
|
1
|
||||
2
|
1
|
||||
3
|
1
|
Keterangan :
- Anterior (bagian yang
membawa kompleks mulut)
- Middel 1 (bagian perut 1)
- Middle 2 (bagian perut 2)
- Posterior (bagian yang membawa
kompleks anus)
- Angka - angka yang ada ditiap fission plane adalah jumlah
fission/pengikatan
- Angka – angka yang ada pada tiap potongan tubuh adalah
jumlah yang gagal beregenerasi (mati)